Tuesday, 6 January 2015

Kisah 2 Keluarga Yang Selamat Dari Tragedi AirAsia QZ8501





Kisah 2 Keluarga Yang Selamat Dari Tragedi AirAsia QZ8501 | Dengan alasan berbeda, dua keluarga tak jadi terbang menggunakan pesawat AirAsia QZ8501 yang terbang dari Surabaya Minggu pagi 28 Desember 2014, namun tak pernah mendarat di tempat tujuan di Singapura.

Ada menyebutnya serendipity atau kebetulan yang menyenangkan. Lainnya yakin, ada intervensi Ilahi atau keajaiban. Apapun yang sesungguhnya terjadi, 15 orang –7 di antaranya anak-anak, masih diberi kesempatan hidup.

Salah satu dari mereka adalah Inge Goreti Ferdiningsih. Sembilan bulan sebelum keberangkatan, ia sudah membeli tiket AirAsia ke Singapura. Untuk liburan keluarga.

Inge rencananya akan berangkat bersama suami dan 3 anaknya. Sementara sang ayah yang tak ikut berlibur, akan dijaga adik perempuannya.

Barang-barang bawaan sudah dikemas rapi. Christopher (10), Nadine (7), dan Felix (5) girang bukan main, deg-degan membayangkan naik kapal, main sampai puas di water park, dan melihat atraksi hewan di Sea World.

Sebuah panggilan telepon membuyarkan angan-angan mereka. Dari rumah sakit, adik Inge mengabarkan bahwa ayahnya dirawat di rumah sakit setelah mengeluhkan sakit luar biasa di perutnya. Diagnosis dokter kala itu adalah hepatitis.

Kabar itu mengagetkan Inge. “Aku merasa bahwa aku harus berada di samping ayahku,” kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Rabu (31/12/2014).

Maka, ia memutuskan untuk membatalkan perjalanan di hari Sabtu, sehari sebelum pesawat dijadwalkan mengudara.

Si sulung Christopher tak terima dengan pembatalan itu. Kecewa berat.

Namun, pada akhirnya mereka mensyukuri keputusan tersebut. “Saya merasa ini adalah keajaiban,” kata Inge.

Minggu pagi, Inge menerima telepon dari seorang kerabat yang mengabarkan hilangnya AirAsia QZ8501. “Tangis kami semua pecah saat itu,” kata dia. Lega bukan kepalang.

Pagi itu, Inge dan keluarganya pergi beribadah ke gereja. Mengucap terimakasih pada Tuhan yang masih mengizinkan mereka hidup. Sekaligus sedih.

Air mata Inge menetes, lega bercampur duka. Ia mengenal nama-nama yang ada dalam daftar manifes. Sejumlah teman dan kerabatnya ada di pesawat itu.

Yang ikut berakhir di Selat Karimata.

No comments:

Post a Comment